Tampilkan postingan dengan label desain. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label desain. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Januari 2014

Inikah yang Dinamakan Porto?

Tugas studio semakin susah untuk saya mengerti alurnya. Betapa tidak, hasil asistensi saya yang sudah dicorat-coret oleh Pak Pri semakin susah dimengerti. Garis coretannya menumpuk di satu denah. Salah sendiri sih ngasistensi denahnya itu-itu aja. Yanasib.

Waktu itu kakak-kakak tingkat pernah bilang kalau tiap akhir semester ada hantu yang namanya Porto, alias singkatan dari Portofolio--yang memuat hasil studi selama satu semester. Mulai dari denah, tampak, potongan, ceiling plan, detail, sampai perspektif.

Sebelum masuk 2014, kemarin itu, saya, Cahya, dan Fajri bersama-sama merombak tata letak kamar. Sotoy-sotoyan lah, jadi dibuat tata letaknya itu mejanya jadi bentuk segitiga, karena kami bertiga di kamar. Setelah dirombak, nugas jadi lebih enak, lebih ada ruang untuk ngapa-ngapain.

Layout meja belajar bentuk segitiga. Jadi kalau belajar saling berhadapan.
Selanjutnya, kedua teman saya sudah libur sejak tanggal 20 Desember 2013 kemarin. Huu. Memang nasib anak desain interior. Harus morto dulu baru boleh liburan. Nah, berhubung teman-teman saya sudah pulkam duluan, akhirnya saya ngajak Arman untuk ngemorto bareng di kamar asrama--yang kemudian kepergok satpam dan ditegur karena nggak lapor dulu--ya salah saya juga langsung ngajak masuk--ah yasudahlah.

Pacaran sama Gloria itu ada suka dan dukanya. Tapi lebih banyak dukanya karena asyik mikirin "kapan ini kerjaan kelar". Gloria. Iya. Semua anak interior--semester 3--mau cowok, mau cewek--pasti pacaran sama Gloria. Iya, itu nama kertas yang saya dan teman-teman saya pakai untuk membuat porto.

MORTO ULTRA -- Sekali Selesai Bisa Liburan
(Untuk Pacaran sama Gloria)
Tahap ngegambar denah, nyusun tabel kebutuhan ruang, dan sebagainya, dikebut dalam kurang lebih 5 hari. Kalau ngeprint programming di A4 untungnya ada printer saya. Tapi, giliran ngeprint tugas mata kuliah Teknik Presentasi: disuruh bikin poster A3, saya dan Arman akhirnya lari ke DU (Dipati Ukur) untuk ngeprint tugas yang biayanya memang gak murah. Sampailah pada titik jenuh di mana tanggal 31 Desember 2013 tiba dan jam menunjukkan pukul 23:25. (Baca: kemaren pake banget)

"Rid, aku tidur bentar ya. Nanti tolong dibangunin," kata Arman.

Kondisi saat itu: kop gambar belum ditempel, programming belum ditempel, perspektif digital belum dirender, dan perspektif manual belum diwarnain.

"Ya, Man, tidur aja dulu," jawab saya.

30 menit kemudian...

"Man, bangun. Keluar, yuk!" ajak saya. Dengan sigap si Arman ngambil hapenya dan liat jam udah menunjukkan pukul 23:55. Langsung saja dia menjawab, "Ayok!"

Kami keluar. Saya bawa tripod keluar. Arman menikmati dinginnya angin malam di luar. Sampai akhirnya terdengar sayup-sayup suara hitung mundur dari kejauhan. Saya sudah siap dengan S4 Zoom saya yang sudah terpasang pada tripod--dengan shutter speed 6 detik dan aperture f/13.9.

#itusettinganngasalsajapadahal

Akhirnya... 3, 2, 1!

Meleduklah bunga api di atas sana, dan... CEKREK. Foto "Keindahan di Sela-sela Porto" pun berhasil saya abadikan.

"KEINDAHAN DI SELA-SELA PORTO"
Shutter Speed 6 sec. | ISO 400 | Aperture f/13.9 | Focal Length 13 mm
Ironis.

Lima menit kemudian, saya dan Arman masuk ke kamar lagi dan kembali mengerjakan tugas di antara ramainya pergantian tahun.

Kami nugas sampe setahun, bro.


Tanggal 1 kemaren memang kami manfaatkan untuk kejar tayang. Mana masih ada tugas mata kuliah Studi Gubahan Ruang yang dosennya juga Pak Pri. Terpaksa ngerodi deh. Tapi alhamdulillah, selesai. Beres. Finish. Pengumpulan porto jatuh pada tanggal 3 Januari 2014, alias BESOK. Disusul dengan pengumpulan tugas Studi Gubahan Ruang dan Teknik Presentasi. Tangan sudah pegel yaampun.

Oke, atur jadwal. Besok pagi jilid ring dan siangnya abis jumatan baru dikumpulin. Beres. Beres. Beres. Sudah.

UPDATE! INI PENAMPAKAN PORTO SAYA SETELAH DIJILID RING DAN SIAP UNTUK DIKUMPULKAN. BISMILLAH.



Sudah dikumpulkan barusan. Selamat liburan. Lupakan porto sejenak. Mari.

Kamis, 21 November 2013

Teman Baru

Kegalauan saya selama ini semenjak awal tahun 2013 yang lalu akhirnya terjawab. Saya sudah merasa "oke fine lo gue end" sama hape Samsung Galaxy Ace. Yahh, dengan kata lain, saya perlu hape baru. Tapi, entah kenapa akhir-akhir ini saya juga suka jepret-jepret sana-sini... Mungkin karena pengaruh liburan kemaren sempat jalan-jalan sama ayah sambil foto-foto...

Dan akhirnya, setelah sekian lama bersusah payah mengumpulkan dana, saya membelinya. Ya! YA! YAA! HAPE BARU! Pilihan ini saya akui adalah pilihan dadakan, soalnya sebelumnya, niatnya pingin beli hape Samsung yang murah tapi bagus. Biar lebihnya bisa ditabung untuk beli kamera mirrorless, yang kata Tika dan Afif lumayan lebih bagus daripada beli DSLR. Ya, mungkin lebih bagus dari sisi dananya, sih ya? Tapi, mengingat dan menimbang saya pingin hape baru tapi sekalian beli kamera juga, maka saya memutuskan... Memilih Samsung Galaxy S4 Zoom!

Ini, yang gini nih hape barunya. Samsung Galaxy S4 Zoom.
Belinya kemaren tanggal 20 November 2013 di BEC (Bandung Electronic Center). Nah, awalnya nyasar ke Samsung Store. Di situ ada beragam demo hape baru. Maksud hati mau nyari yang kayak Galaxy Ace 3 atau Grand 2 atau S3 Mini, berhubung dana sudah dialokasikan. Tapi tiba-tiba si S4 Zoom ini nangkring di salah satu spot demo hape. Sontak saya terpesona dengan lekuk tubuhnya dan lensa yang bisa keluar masuk #asoysepertikatakatadiinpotaemen kayak kamera beneran! Eh tapi ini memang kamera berwujud hape sih. Eh hape berwujud kamera. Gitu aja galaunya sampe lebaran monyet.

Walhasil saya membawa pulang kotak Galaxy S4 Zoom beserta aksesorisnya. Hapenya? Saya kantongin, hehehe. Langsung running dipake buat foto-foto, padahal pakenya mode auto, cuma bisa nyalain flash, rekam video, dan set timer. Trus apa bedanya sama hape biasa?

Foto perdana yang diambil menggunakan Samsung Galaxy S4 Zoom saya:
Simpang Dago, 20 November 2013 | Auto Mode -- karena gatau apa bisa
mode manual atau enggak.
Pulang-pulang akhirnya sampai asrama dan saya akhirnya semakin penasaran sama si teman baru ini. Jadi ceritanya saya kan sudah punya watermark foto waktu itu (sempat-sempatin bikin karena iseng kurang kerjaan) namanya PHOREESHOT. Tanpa pikir panjang si device name dari S4 Zoom ini saya ganti jadi Phoreeshot SM-C101. Ya, seri dari S4 Zoom ini SM-C101, kayak Galaxy Ace saya, GT-S5830. Mulailah. Saya memindahkan data-data dari Galaxy Ace saya ke si Phoreeshot.

Setelah kurang lebih 3 jam beres-beres mindahin data, akhirnya saya kembali mengulik fitur si Phoreeshot. Asyik ma'syuk mencoba-coba mode Program, Manual, dan Color Wizard. Saya teringat kata Afif, waktu itu sempat chat dan pernah ngejelasin tentang apa guna shutter speed, aperture, exposure, dan ISO. Ternyata si Phoreeshot bisa mode manual, dan ada pilihan-pilihan itu. Langsun saja saya mencobanya satu per satu, sampai saya menggumam sendiri,

"Oh, begitu, toh..."

Tak lama kemudian, Fajri, teman sekamar saya pulang. Saya sedang mengulik fitur Smart Modes. Ada pilihan Light Trace. Saya menyambut Fajri dan langsung saja saya mengajaknya membuat foto light trace. Itu, lho... Foto yang manfaatin cahaya untuk menggambar di udara gitu...

Untuk lebih jelasnya, ini dia foto yang berhasil saya dan Fajri tangkap.






Capek. Pelajari si hape baru ini aja bisa capek. Heran. Hahaha.

Senin, 18 November 2013

Ngulang dari Awal, Lebih Semangat

Di jurusan ini… Yah, lagi-lagi ngebahas tentang jurusan. Yaudah kali ya. Oke. Di jurusan Desain Interior, tepatnya pada mata kuliah Desain Interior 1, saya (dan teman-teman saya) ditugaskan untuk mengolah informasi yang diberikan klien (baik fiktif maupun faktual) menjadi sebuah ruang yang mewakili setiap data yang bersumber dari klien. Untuk denah ruangan, sudah diberikan oleh dosen, jadi mahasiswa tinggal mendesain di denah yang sudah diberikan.

Tiga bulan sudah berlalu semenjak saya masuk jurusan. Kata-kata yang ada dalam pikiran saya, yang terbang seperti kupu-kupu, hanya itu-itu saja. PROGRAMMING – DATA PENGGUNA – DATA AKTIVITAS – DATA KEBUTUHAN RUANG – ZONING – BLOCKING – TABEL ELABORASI TERHADAP RUANG – DENAH DAN LAYOUT FURNITURE – PERSPEKTIF – TAMPAK – POTONGAN

Memang, sebenarnya asistensian sama dosen saya, Pak Pribadi Widodo (biasa dipanggil Pak Pri), baru sampai denah dan layout furniture [dan saya belum asistensi kedua karena baru sampai tabel elaborasi terhadap ruang]. Tapi, saya merasakan sesuatu—seperti kepukul #PLAKK gitu waktu asistensian pertama #ahlebay. Pak Pri mengatakan kalau ruangan yang saya desain masih terlalu simpel, kurang kompleks. Pekerjaan kliennya pun hanya mahasiswa 19 tahun yang bekerja sampingan. Oke, saya ucapkan MAKASIH BANYAK PAK PRI~ >_< soalnya saya baru sadar sih dan sempat hampir ngamuk sendiri. Mahasiswa, kan kuliah, terus kerja sampingan di rumah, cuma berapa jam coba? Yang saya pikirkan saat itu adalah

“buat apa gue ngedesain ruangan bagus dan lengkap kalo kliennya jarang di ruangan itu?”

Kalau udah asistensi, yah, pikiran kebuka. PLONG! Saya jadi tau apa yang harus saya lakukan. Nggak kayak sebelum asistensi, saya—mungkin kalian juga—pasti pake sistem “Gini aja udah kali ya? YOLO”.

Waktu itu (11/11) #etdahkayaberitaajahh

Ya, 11 November lalu, sebelum saya masuk ke ruang asistensi, saya sangat deg-degan gitu. DOKIDOKISURUYO. Tapi, saat keluar, saya langsung memandang ke buku jilid asistensian sambil bilang gini dalam hati, “Eh, jadi apaan yang udah gue buat selama ini?”

Waktu bergulir, terus, pastilah. Hingga saya akhirnya sakit dan tidak masuk kuliah di hari Selasa (12/11), Rabu (13/11), Kamis (14/11), dan Jum’at (15/11). Di hari Jum’at itulah saya mendapatkan semangat desain kembali. Saya bertanya kepada seorang teman saya, dan akhirnya saya mengetahui seseorang yang hobi dan kesukaannya sama kayak saya. Dia orang Aceh, kelahiran 1994, tapi gak kuliah karena udah keasyikan cari uang dengan manfaatin hobinya. Ehem, sebenarnya, kayaknya karena dia frustrasi gak keterima di SNMPTN 2012, baik undangan maupun jalur tulis… #kasian_ih

Hebohnya lagi, ternyata dia tinggal di Bandung juga. #shockberat

Namanya Teuku Muhammad Azraqi, lahirnya di Lhokseumawe, 14 November 1994. Yups, baru ulang tahun… –_–”. Di Bandung, dia tinggal di Tubagus. Nice. Cuma beberapa jauh jaraknya dari asrama saya.

sms-azraqi-portrait

Setelah asyik SMS-an, akhirnya dia mau jadi klien-klienan saya. Saya pun minta foto dia, setelah ngejelasin maksud dan tujuan minta foto dia. Ya, kami akhirnya tukaran foto—lewat E-mail, soalnya dia ga punya social media. What? Anak jaman sekarang kok ga punya socmed… Anyway, ini dia foto Azraqi yang dia kirim…

Azraqi

Basa-basi lagi, akhirnya saya mengajak dia ke asrama saya untuk dikepoin sekepo-keponya, pastinya dalam konteks data PROGRAMMING tugas Desain Interior 1.

Minggu (17/11), akhirnya dia datang ke asrama saya jam 2 siang. Langsung saja saya mulai kepoin dia… Sampe jam 4 sore. Sempat juga saya suruh dia foto pake webcam, di kamar saya, hitung-hitung sebagai bukti kalau dia benar-benar saya “wawancara” #gedebuk #lebay

WIN_20131117_1604222

Katanya ga bisa lama-lama, karena ada kerjaan lagi… Tapi berhubung waktu itu hujan, ya, dia harus nunggu dulu sampe hujannya reda.

Udah, ah, jangan terlalu lama ngomongin dia. Ntar dia ge-er, lagi. Hehehe.

Setelah itu saya benar-benar sangat bersemangat untuk mengerjakan tugas saya. Malah, saya mengulang lagi dari pertama (yes, return from the programming, again!), ya, walaupun ada juga yang udah tetap, ga perlu diulang, sih… So, intinya, sekarang saya benar-benar terpacu untuk mendesain, kurang lebih karena udah ada yang “berperan” sebagai klien-klienan untuk tugas Desain Interior 1 ini.

Sebelumnya, untuk data kebutuhan ruang, saya malah ngasih furniture yang standar aja. Tapi sekarang, baru sadar, banyak yang dibutuhkan oleh seorang Azraqi untuk kerja dan belajar hal baru di ruangannya. Yah, saya juga mengerti, secara hobi dan kesukaan kami sama. Aduh beneran saya gak tau kenapa ya bisa langsung akrab gitu…

Oh iya, Pak Pri, saya sadar pada akhirnya, setelah bingung yang berkepanjangan selama ini. Terima kasih untuk paraf asistensi pertama yang digores di bagian Zoning – Blocking, ya. Saya bakal asistensi selanjutnya, secepat mungkin—biar bisa liburan—pulang ke Aceh #intinyaitusih

Makasih juga buat Azraqi yang udah mau jadi klien saya. Semoga hasil desainannya bagus, dan cepat selesai. Teurimong geunaseh, beuh, Kiki (nama sapaan dia).

Minggu, 12 Mei 2013

Typeface Utama Tri Dipakai Telkomsel?

Saya tidak tahu apakah ini serius atau main-main belaka, yang jelas saya benar-benar kaget. Ini adalah sebuah hal yang lumayan serius bagi saya. Suatu waktu saya menonton video di youtube, saya melihat banner iklan Telkomsel yang memamerkan produknya: KartuHalo. Wajar, memamerkan. Tapi ada satu hal yang memang membuat saya penasaran sepenasaran mungkin. Sekali lagi, ini adalah hal yang menyangkut tentang desain-mendesain. Begini, mungkin kalian para pembaca setia Macem-macem Laah tahu produk mana yang menawarkan promo berikut ini...


Yep, itu adalah salah satu promo dari Tri. Saya bukan berbicara masalah promonya, tapi masalah typeface-nya. Yahh, walaupun Tri belum lama ini telah mengganti typeface utamanya kebanyakan dengan font Helvetica, tapi bukan berarti ini adalah masalah lama yang bisa dilupakan begitu saja.

Spesimen Font Verona
(Sumber: www.newlyn.com)

Typeface yang digunakan Tri ini adalah font bertajuk "Verona", yang sudah pasti tidak mungkin dapat didownload maupun dibeli di manapun. Kenapa? Karena, font yang didesain oleh Miles Newlyn ini adalah font custom yang secara eksklusif didesain untuk Branding Tri, baik Tri yang ada di Indonesia, maupun Three yang ada di luar negeri. Oh iya, sekedar info, supporting typeface dari "Verona", "Modena Condensed" juga tetap dipakai sampai sekarang, dan itu juga bikinan Miles Newlyn, serta tidak dapat didownload dan dibeli.

Detail font Verona dan Modena Condensed

Bisnis adalah bisnis. Desain adalah desain. Paduan bisnis dan desain menghasilkan popularitas dan pastinya, DUIT. Kalau sekedar ingin bikin plesetan, atau apa gitu, silakan siapa saja boleh mencontek gaya font unik dari perusahaan ternama. Sebut saja font Verona dan Modena Condensed ini. Saya pribadi sebenarnya pernah membuat duplikat (yang sebenarnya tidak mirip sama sekali) dari font ini. Hanya dengan tujuan membuat plesetan dari iklan Tri menjadi iklan Nine. Ini dia buktinya:




Sekali lagi, hanya untuk kegembiraan pribadi. Hahaha. Oh iya, dari tadi saya belum menunjukkan penampakan iklan KartuHalo Telkomsel yang menggunakan typeface Verona, 'kan? Oke, ini dia...



Mungkin yang berbeda adalah, di iklan Telkomsel ini, si typeface diposisikan sebagai subtitle font, kali ya? Saya tidak bermaksud untuk menyalahkan ataupun menjatuhkan. Tapi, apapun ceritanya, Miles Newlyn juga sudah mengklaim font tersebut di situsnya sendiri. Begini bunyi klaimnya.

The Verona typeface was designed for the 3 brand as the main brand recognition device. The investment in a custom font has paid off considerably in tems of recognition and savings gained by avoiding the costs of licensing an off-the-shelf font throughout eight countries. This typeface is licensed exclusive to 3, and is not available for download.

Modena Condensed was designed as the supporting typeface for 3’s Verona. It is condensed and has a large x height to make the best possible use of space, important for the small screens of mobiles and PDAs. It remains legible at very small sizes. This typeface is exclusive licensed to 3, and is not available for download.

Satu permintaan saya, apabila ada kesalahan saya dalam postingan ini, saya minta maaf. Dan kalaupun font yang dipakai di iklan Telkomsel ternyata bukan Verona, saya mohon pencerahaannya. Terima kasih.

Kunjungi situs desainer font Verona:
Newlyn - - Branding, identity & type design.