Senin, 13 Agustus 2012

Petasan, Tradisikah?



Ramadhan! Alhamdulillah ya, sesuatu. Jengjeng ... Pasti kalian sering dengar sesuatu yang sangat "sesuatu" juga di telinga. Yap. Petasan, gituloh. Wek wek wek. Malam-malam bulan puasa seringkali dihiasi dengan bunyi ledakan petasan. Yang lebih parahnya lagi, siang-siang pun ada yang main petasan. Bunyi itu "sejahtera" hingga musim bulan Syawal. Ohokk.

Pertanyaan besar muncul: "Apakah petasan merupakan sesuatu yang harus?". Walaupun saya yang bertanya begini, jangan salah. Saya juga penggemar petasan sewaktu masih kecil—dan petasannya juga kecil.

Coba lihat. Petasan sudah seperti "hiasan" yang "tetap", yang seolah-olah kalau tidak ada letupan petasan, malam-malam puasa tuh tidak rame (jangan baca ga ada loe ga rame). Nah, standar yang dikemukakan siapa itu? Hadeeeh~

Sudah seperti tradisi, memang. Padahal bukan tradisi, memang. Versi opini para warga dunia pun berbeda-beda tentang petasan.

"Petasan itu bahaya," kata orang tua yang khawatir.

"Ah, ayo kita bakar malam ini. Pasti seru." Kata orang tua yang nekad.

"Gak tau, ah. Pokoknya biar anak-anak saya merasakan hal yang saya rasakan dulu." Kata orang tua yang ingin anaknya berpengalaman.

"Petasan itu seru!" Kata anak yang memang gak ada kerjaan di malam puasa.

"Lumayan buat kagetin orang pulang taraweh," kata anak yang hobinya bikin orang lain jantungan.

"Aku gak suka petasan, karena kalau aku dengar dia meledak, aku suka latah," kata anak perempuan yang sangat benci dengan "tradisi" yang satu ini.

"Aku males dengar petasan, megang aja males, tapi kalo diajak main sama temen, ya ikutan walau sampe bakarnya juga aku yang pegang... intinya untuk kebersamaan, gituu..." kata anak yang ABG (Aneh Bimbang Galau), masih ragu antara memprioritaskan kebersamaan atau kemalasan dia.

"Aku... kapok main petasan. Dilemparin ama temen aku, sampe gini deh. Luka bakar di seluruh tubuh." Kata anak yang menderita luka bakar akibat main petasan. "Tapi kalau udah sembuh mau main lagi."

"..." kata anak yang nyawanya melayang akibat main petasan.

Apakah petasan sudah menjadi tradisi? Jawab: tidak. Hanya keliatan seperti tradisi...

Siapa yang bikin standar begitu sehingga bisa jadi seperti tradisi? Entahlah... yang jelas, petasan bukan tradisi. That's all.

Jumat, 03 Agustus 2012

Mulang ka Lembur

Masjid Bujang Salim, wahahahawwwww!!!
Esseeeh... Judulnya pake bahasa Sunda pulak. Yak, artinya "Pulang ke Kampung Halaman". Saya berangkat dari Bandung ke Medan dalam waktu 2 jam (berpasrah-pasrahan dalam sepawat, eh, pesawat).

Sekarang saya sudah di Aceh. Saatnya kembali menikmati Mie Aceh sepulang salat tarawih...

Saya akan kembali ke Bandung pada tanggal 21 Agustus, walaupun mulai kuliah itu tanggal 27. Hahahah. Intinya, kembali ke sana sekitar lebaran ke-3.

Oke, selagi saya di Aceh, saya mau cari inspirasi buat artikel di Macem-macem Laah dulu, deh. Akhir kata, selamat berlibur, ya, bagi yang liburan...!