Google Play Shop, pengganti Android Market |
Baru buka HP, nih... Saatnya update sesuatu yang sepele buat para pembaca.
Saat saya unlock HP (Android, red.), eh, tiba-tiba muncul Memory Full. Sudah biasa, sih... Nah, biasanya ini HP memorinya penuh gara-gara sesuatu... Yaitu, Market yang di-update.
Saya langsung mengecek aplikasi Market yang rupanya memang baru selesai di-update secara otomatis. Ya, Market versi baru itu (yang warnanya dominan hitam) sangat lambat beroprasi dalam jaringan EDGE. Makanya, saya hapus, dan tetap menggunakan Market bawaan Android.
Tapi, hari ini beda. Saya tidak menemukan ikon Market! Hah, ke mana, pikir saya dalam hati. Di saat seperti itu tampak satu ikon asing yang mengganti lapak Market. "Play Shop". Begitulah deskripsi ikon tersebut.
Sedih, memang. Karena saat saya klik, muncullah layar seperti pada gambar di atas. Wah, Market sudah tidak di-update lagi. Memang, tampilannya tidak jauh beda dengan Market sebelumnya (yang hitam). Tapi, aduh, saya sudah terlanjur cinta kepada nama Market... (ssssh, lebaaay!)
Rupanya Google memang baru mengupdate proyek Android Market menjadi Google Play Store. Hmm... Sampai kaget saya!
Meski begitu, Market bawaan masih bisa digunakan dengan cara "membuang" Play Shop dari menu Settings > Applications > Manage applications.
Sepele banget, 'kan? Eh, tapi saya yakin bagi pengguna Android di kota besar pasti betah dengan Google Play Store ini. Saya heran, apakah tujuan Google mengubah Market menjadi Play Store adalah biar kelihatan seperti Apple, yang menggabungkan kios aplikasinya dalam iTunes? Entahlah. Jawaban ada pada Google, karena saya belum tahu.
Bagus nihh, aku suka :)
BalasHapusmakasi septa megantaraaaaaa... :D
Hapus