Dosen:
Kamu mau masuk DKV?
Saya:
Iya, pak.
Dosen:
Hmm… Tapi di pameran kemarin, karya kamu tidak cocok untuk masuk DKV.
Saya:
(Omaigat, kenapa ini?) Ya, pak.
Dosen:
Pilihan kedua kamu apa?
Saya:
Desain Interior, pak.
Dosen:
Kalau yang keempat?
Saya:
Kriya, pak.
Dosen:
(Ngambil iPad, terus nunjukin halaman Google Images yang penuh dengan gambar sandal, baju warna warni, tembikar, pot, dsb.) Nah, kalau kamu gak keterima di pilihan pertama (DKV, red.), kalau nggak kelempar ke pilihan kedua, ya, pilihan keempat.
Saya:
Ya, pak.
Dosen:
Kamu lihat gambar-gambar ini. Dia ini dulu nangis-nangis gara-gara nggak masuk DKV, kelempar ke Kriya. Tapi sekarang sukses, bisa bikin bisnis ginian. (Nunjukin gambar di iPad tadi)
Saya:
Pak, apa nggak ada kemungkinan lagi, ya, untuk masuk DKV?
Dosen:
Saya juga tidak tau. Intinya, saya nyaranin untuk ubah pilihan pertama jadi Desain Interior. Atau nggak, kamu kalau nggak kelempar ke Desain Interior, ya, Kriya.
Saya:Setelah selesai wawancara, saya langsung *BLANK*. Gak tau mau ngapain, gak tau mau apa. Saya tetap bersikeras sama DKV, jadi, saya nggak ngubah pilihan pertama jadi DI. Malamnya, saya pasrah. Curhat ke Tika, akhirnya aku dapat motivasi.
Ya, pak. Terima kasih.
“Yaudah, lah, Rid. Kalau kamu beneran masuk Kriya, ya nggak apa-apa. Toh kamu tetap bisa berkarya. Liat tuh, animasi Shaun the Sheep. Mereka nggak pake 3D, tapi stop motion dari clay! Mungkin kamu bisa berkarya lebih dari itu,” kata Tika.
Ya juga, sih, aku kira.
“Nah, kalaupun ternyata nanti masuk Desain Interior, ya, kita berjuang bareng. Toh, kalau ada teman, semakin semangat, ‘kan?” kata Tika lagi.Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu dengan harap-harap cemas pun tiba. Hari ini, 11 Juni 2013, hari yang sangat menegangkan. Kenapa? Kenapa?
Yakk, kenapa, saudara-saudaraaaa~?
Karena hari ini di ITB ada pengumuman penjurusan Mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB). Padahal, itu udah diundur satu hari, karena katanya tanggal 10, ah. Akhirnya, dengan gemetaran saya membuka OL Akademik. Mengingat IP dan IPK dua semester ini, saya… Aaargh. Menyerah. Jurusan DKV itu sudah lewat~ lewat~ lewat~ dari pikiran saya.
JRENG! Harapan sirna. Saya melihat ada dua kata yang sangat mencuri perhatian di layar laptop.
~ DESAIN INTERIOR ~
HUWAA, masuk Desain Interior!!! Langsung saya kabari keluarga saya di Aceh. Ayah, Bunda, dan Adik-adik saya, termasuk Yanti, memberikan selamat kepada saya. Kepada Tika, saya beri tau juga. Ah, tiba-tiba aja, saya dapat mention tweet dari @tiqhachu – eaaa.. itu tweet si Tika.
Ya, akhirnya satu jurusan sama Tika, dan bakal berjuang sama-sama, geng! Hahaha. Sekarang ini, pikiran saya udah mulai tenang, nggak kayak kemaren-kemaren… Tiba-tiba aja, mikir… toh tidak harus masuk DKV, ‘kan, untuk bisa sukses?
Saya akhirnya dengan lapang dada menerima sepenuh hati tentang jurusan ini. Yah, setelah dipikir-pikir, manfaatnya juga lebih banyak, sih.
Oke, sekarang ini libur telah tiba (Kamila, Tasya: 2000). Saya tingggal menghitung hari (eaa…) 4 hari lagi, untuk kembali ke Aceh, oh kampung halaman tercinta.
Sudah, sekian aja deh postingannya. Haha, penasaran, deh, kira-kira nanti kalau udah di kelasnya, ngapain aja ya?
semangat desain interiornya, senpaai! ^o^
BalasHapus