Kamis, 25 Juli 2013

Pulkam Buat Foto-foto!

Berkaryalah kamu, selama kamu masih bisa berkarya. Itu, sih, prinsip saya. Wakakak. Jadi ceritanya saya udah di Aceh nih. Sudah ketemu sama SEMUA ORANG YANG SAYA KANGENIN SEJAK BULAN LALU! *ups* Caps Lock kepencet #padahalSENGAJA.

Pengalaman baru. Itu yang saya dapatkan pada liburan kali ini. Sekarang bulan Ramadhan. Berarti, PUASA. Yeah. Puasa, menahan diri dari segala yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenam matahari. #okesip #lengkap.

Berawal dari niat gak tidur abis sahur, terus abis shalat Subuh, saya langsung jalan-jalan keliling Kruenggeukueh dan memotret foto-foto ini:

Bukan DSLR, bukan Nokia Lumia. #hmm. Itu motretnya pake Samsung Galaxy Ace, 5 Megapiksel. Yap, berkarya dengan apa yang saya punya. Hahaha.

Pulangnya, saya menunjukkan hasil potretan ini ke ayah saya. Akhirnya waktu itu, ayah saya langsung ngomong, “Bang, lusa kita pergi jalan-jalan, ya. Kita potret pemandangan di Panggoi.”

JLEB! Oke, yah, sip. Kata saya dalam hati. Senang banget rasanya.

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Akhirnya kami berangkat naik motor—pergi ke Panggoi. Ternyata sampai di sana, eh, gunung. Mendaki—mendaki… Seru, sih. Tapi, itu pas lagi puasa, mana mataharinya terik banget lagi. Haaa~ Tapi, demi foto yang indah, akhirnya saya melanjutkan perjalanan.

AMEJING! Di atas sini kelihatan bangunan Islamic Center yang ada di Kota Lhokseumawe. Wah, baru tau di kampung halaman saya ada pemandangan yang beginian bagusnya.

“Dulu, waktu kecil, ayah sering main di sini sama kawan-kawan. Ya, pokoknya ini jadi tempat bermain, lah. Rumah ayah dulu ‘kan ada di sekitar sini,” jelas ayah saya. “Kami dulu sering metik buah Teue. Itu pohonnya di sana. Pohon Teue.”

KRAK! Saya terdiam. Masa kecil ayah mainnya keseringan di alam terbuka. Masa kecil saya mainnya malah keseringan di alam maya. Jauh banget bedanya. Hahaha.

Akhirnya kami pulang sambil melewati Jalan Rancong, Kompleks Perumahan PT Arun, dan Kompleks Perumahan PT Pupuk Iskandar Muda. Tujuan cuma satu: foto-foto. Semua foto saya potret pake hape Samsung Galaxy Ace ini. #kayakpromosideh

Karena lagi asyik sama foto-foto kayak gini, saya memutuskan untuk membuat semacam watermark yang ditempelin di foto-foto saya. Namanya PHOREESHOT (Photo-photo yang si Reedja Shot) #apaangajelasbangetdeh

media-20130723

Sempat narsis sejenak di motor wakakaka…

Baidewei, ini dia deretan foto-foto yang saya potret bersama ayah saya…

Beneran, baru kali ini ngerasain liburan yang super asyik kaya gini! WOW!

Selasa, 11 Juni 2013

De’i De’i De’i, Ayem Setil Hepi

Kemarin dulu, 3 Juni, ada konsultasi masalah jurusan pilihan – bersama dosen dari jurusan pilihan alias DKV. Nah ceritanya, kata dosennya nih, saya nggak cocok masuk DKV. Mungkin (kira-kira) beginilah cuplikan wawancara (?) saya dan dosen itu.
Dosen:
Kamu mau masuk DKV? 
Saya:
Iya, pak.
Dosen:
Hmm… Tapi di pameran kemarin, karya kamu tidak cocok untuk masuk DKV.
Saya:
(Omaigat, kenapa ini?) Ya, pak.
Dosen:
Pilihan kedua kamu apa?
Saya:
Desain Interior, pak.
Dosen:
Kalau yang keempat?
Saya:
Kriya, pak.
Dosen:
(Ngambil iPad, terus nunjukin halaman Google Images yang penuh dengan gambar sandal, baju warna warni, tembikar, pot, dsb.) Nah, kalau kamu gak keterima di pilihan pertama (DKV, red.), kalau nggak kelempar ke pilihan kedua, ya, pilihan keempat.
Saya:
Ya, pak.
Dosen:
Kamu lihat gambar-gambar ini. Dia ini dulu nangis-nangis gara-gara nggak masuk DKV, kelempar ke Kriya. Tapi sekarang sukses, bisa bikin bisnis ginian. (Nunjukin gambar di iPad tadi)
Saya:
Pak, apa nggak ada kemungkinan lagi, ya, untuk masuk DKV?
Dosen:
Saya juga tidak tau. Intinya, saya nyaranin untuk ubah pilihan pertama jadi Desain Interior. Atau nggak, kamu kalau nggak kelempar ke Desain Interior, ya, Kriya.
Saya:
Ya, pak. Terima kasih.
Setelah selesai wawancara, saya langsung *BLANK*. Gak tau mau ngapain, gak tau mau apa. Saya tetap bersikeras sama DKV, jadi, saya nggak ngubah pilihan pertama jadi DI. Malamnya, saya pasrah. Curhat ke Tika, akhirnya aku dapat motivasi.
“Yaudah, lah, Rid. Kalau kamu beneran masuk Kriya, ya nggak apa-apa. Toh kamu tetap bisa berkarya. Liat tuh, animasi Shaun the Sheep. Mereka nggak pake 3D, tapi stop motion dari clay! Mungkin kamu bisa berkarya lebih dari itu,” kata Tika.
Ya juga, sih, aku kira.
“Nah, kalaupun ternyata nanti masuk Desain Interior, ya, kita berjuang bareng. Toh, kalau ada teman, semakin semangat, ‘kan?” kata Tika lagi.
Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu dengan harap-harap cemas pun tiba. Hari ini, 11 Juni 2013, hari yang sangat menegangkan. Kenapa? Kenapa?

Yakk, kenapa, saudara-saudaraaaa~?

Karena hari ini di ITB ada pengumuman penjurusan Mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB). Padahal, itu udah diundur satu hari, karena katanya tanggal 10, ah. Akhirnya, dengan gemetaran saya membuka OL Akademik. Mengingat IP dan IPK dua semester ini, saya… Aaargh. Menyerah. Jurusan DKV itu sudah lewat~ lewat~ lewat~ dari pikiran saya.

JRENG! Harapan sirna. Saya melihat ada dua kata yang sangat mencuri perhatian di layar laptop.

~ DESAIN INTERIOR ~

HUWAA, masuk Desain Interior!!! Langsung saya kabari keluarga saya di Aceh. Ayah, Bunda, dan Adik-adik saya, termasuk Yanti, memberikan selamat kepada saya. Kepada Tika, saya beri tau juga. Ah, tiba-tiba aja, saya dapat mention tweet dari @tiqhachu – eaaa.. itu tweet si Tika.

tweet

Ya, akhirnya satu jurusan sama Tika, dan bakal berjuang sama-sama, geng! Hahaha. Sekarang ini, pikiran saya udah mulai tenang, nggak kayak kemaren-kemaren… Tiba-tiba aja, mikir… toh tidak harus masuk DKV, ‘kan, untuk bisa sukses?

Prodi

Saya akhirnya dengan lapang dada menerima sepenuh hati tentang jurusan ini. Yah, setelah dipikir-pikir, manfaatnya juga lebih banyak, sih.

Oke, sekarang ini libur telah tiba (Kamila, Tasya: 2000). Saya tingggal menghitung hari (eaa…) 4 hari lagi, untuk kembali ke Aceh, oh kampung halaman tercinta.

Sudah, sekian aja deh postingannya. Haha, penasaran, deh, kira-kira nanti kalau udah di kelasnya, ngapain aja ya?

Minggu, 12 Mei 2013

Typeface Utama Tri Dipakai Telkomsel?

Saya tidak tahu apakah ini serius atau main-main belaka, yang jelas saya benar-benar kaget. Ini adalah sebuah hal yang lumayan serius bagi saya. Suatu waktu saya menonton video di youtube, saya melihat banner iklan Telkomsel yang memamerkan produknya: KartuHalo. Wajar, memamerkan. Tapi ada satu hal yang memang membuat saya penasaran sepenasaran mungkin. Sekali lagi, ini adalah hal yang menyangkut tentang desain-mendesain. Begini, mungkin kalian para pembaca setia Macem-macem Laah tahu produk mana yang menawarkan promo berikut ini...


Yep, itu adalah salah satu promo dari Tri. Saya bukan berbicara masalah promonya, tapi masalah typeface-nya. Yahh, walaupun Tri belum lama ini telah mengganti typeface utamanya kebanyakan dengan font Helvetica, tapi bukan berarti ini adalah masalah lama yang bisa dilupakan begitu saja.

Spesimen Font Verona
(Sumber: www.newlyn.com)

Typeface yang digunakan Tri ini adalah font bertajuk "Verona", yang sudah pasti tidak mungkin dapat didownload maupun dibeli di manapun. Kenapa? Karena, font yang didesain oleh Miles Newlyn ini adalah font custom yang secara eksklusif didesain untuk Branding Tri, baik Tri yang ada di Indonesia, maupun Three yang ada di luar negeri. Oh iya, sekedar info, supporting typeface dari "Verona", "Modena Condensed" juga tetap dipakai sampai sekarang, dan itu juga bikinan Miles Newlyn, serta tidak dapat didownload dan dibeli.

Detail font Verona dan Modena Condensed

Bisnis adalah bisnis. Desain adalah desain. Paduan bisnis dan desain menghasilkan popularitas dan pastinya, DUIT. Kalau sekedar ingin bikin plesetan, atau apa gitu, silakan siapa saja boleh mencontek gaya font unik dari perusahaan ternama. Sebut saja font Verona dan Modena Condensed ini. Saya pribadi sebenarnya pernah membuat duplikat (yang sebenarnya tidak mirip sama sekali) dari font ini. Hanya dengan tujuan membuat plesetan dari iklan Tri menjadi iklan Nine. Ini dia buktinya:




Sekali lagi, hanya untuk kegembiraan pribadi. Hahaha. Oh iya, dari tadi saya belum menunjukkan penampakan iklan KartuHalo Telkomsel yang menggunakan typeface Verona, 'kan? Oke, ini dia...



Mungkin yang berbeda adalah, di iklan Telkomsel ini, si typeface diposisikan sebagai subtitle font, kali ya? Saya tidak bermaksud untuk menyalahkan ataupun menjatuhkan. Tapi, apapun ceritanya, Miles Newlyn juga sudah mengklaim font tersebut di situsnya sendiri. Begini bunyi klaimnya.

The Verona typeface was designed for the 3 brand as the main brand recognition device. The investment in a custom font has paid off considerably in tems of recognition and savings gained by avoiding the costs of licensing an off-the-shelf font throughout eight countries. This typeface is licensed exclusive to 3, and is not available for download.

Modena Condensed was designed as the supporting typeface for 3’s Verona. It is condensed and has a large x height to make the best possible use of space, important for the small screens of mobiles and PDAs. It remains legible at very small sizes. This typeface is exclusive licensed to 3, and is not available for download.

Satu permintaan saya, apabila ada kesalahan saya dalam postingan ini, saya minta maaf. Dan kalaupun font yang dipakai di iklan Telkomsel ternyata bukan Verona, saya mohon pencerahaannya. Terima kasih.

Kunjungi situs desainer font Verona:
Newlyn - - Branding, identity & type design.

Sabtu, 30 Maret 2013

Ini adalah Video Tentang Saya

 

Video yang berjudul “Ini adalah Video Tentang Saya”.

Ini adalah video tentang saya.

Begitulah awal pembukaan video yang saya sajikan di atas. Yaa, baru kali ini saya bikin video yang narasinya pake suara sendiri…

*cetarmembahanabadaimematahkangunungbatuamerikaamerikichipikachipiki*

Yaahh, inilah tugas PTI-C kedua yang saya bikin dalam bentuk video! Mohon maaf kepada Pak Alvanov Zpalanzani dan Kak Faikar Izzani karena telat banget ngumpulin tugas yang ini…

Sabtu, 16 Maret 2013

New Experience at Khanduri Aceh 2013

2013. 15 Maret. Jum'at. Ah, kelamaan. Langsung aja deh.

Sebelumnya, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bang Dani Firmansyah Effendi atas bantuan, saran, dan kerjasamanya. Sekaligus rasa kagum sehingga bisa bilang "Kok kepikiran sih bikin logo Khanduri Aceh 2013 ini jadi bentuk rencong dan SEMARAK gitu? Hahaha keren!"

Oke. Langsung saja saya mulai ngoceh.

Jum'at, 15 Maret 2013. Saat itu di Lapangan Basket ITB diadakan sebuah acara istimewa dari UKA-ITB (Unit Kebudayaan Aceh Institut Teknologi Bandung), yaitu Khanduri Aceh 2013. Khanduri sendiri berasal dari kata "kenduri" dari bahasa melayu yang berarti perayaan yang dirayakan dengan makan-makan, atau lebih tepatnya disebut syukuran. Nah, Khanduri Aceh 2013 ini, sesuai namanya, adalah syukuran untuk keberhasilan "kerjaan" para anggota UKA selama ini. (Ini dengar informasi dari kakak-kakak dan abang-abang yang ada di UKA -,-").

Sebelum Hari H, saya mendapat tugas membuat video singkat yang mempromosikan Aceh untuk ditampilkan di "Layar" panggung. Saya juga bertugas membuat jingle dan bumper pembuka untuk acara Khanduri Aceh 2013 ini. Ini dia bumper Khanduri Aceh 2013 dan video-video yang saya edit untuk ditampilkan...




(Udah, ah, jangan terlalu lama bahas tentang tugas saya...)

Acara ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama, acara Wisata Kuliner Aceh. Acara ini dimulai dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Sayangnya, saya baru bisa menikmati kuliner Aceh (walaupun saya orang Aceh) pada jam setengah 3 sore dikarenakan mengikuti UTS matkul Kreativita & Humanita. Saat menyantap beberapa makanan, saya merasakan satu kekurangan. Harga kupon tidak sebanding dengan porsi makanannya. (Hehehe, maaf ya kalau ada kakak atau abang anggota UKA yang baca postingan ini...) Intinya dari semua itu, acara ini cukup baik untuk mengajak massa kampus ITB untuk mencicipi makanan khas Aceh, walaupun ada beberapa orang yang protes karena kupon yang mereka beli tidak dapat ditukar sebab stok makanan tersebut kosong.

Terlepas dari semua itu, kami para panitia langsung kalang-kabut saat jam menunjukkan pukul 5 sore. Kami harus bersiap-siap membuat metamorfosa acara dari acara pertama, Wisata Kuliner, ke acara yang kedua, yaitu Pagelaran Seni Kebudayaan Aceh.

Panggung telah dipersiapkan dari pagi harinya. Tapi untuk persiapan lighting, sound, dan slide proyektor, para panitia berpacu dengan waktu. Semuanya dilakukan dan dipersiapkan dalam waktu yang mepet.
Saat itu saya kebagian tugas untuk menjadi operator. Di balik layar. Dalam cuaca yang penuh kegalauan dan dilema antara hujan gerimis, deras, dan reda. Saya juga sempat takjub, ini laptop yang saya pakai biasanya suka bluescreen dan nge-restart kalau dicolokin ke proyektor. Tapi saat itu lancar banget. Weew... Alhamdulillah... Slide demi slide pelengkap acara akhirnya dapat ditampilkan dengan lancar. Termasuk lagu-lagu juga. Semuanya diputar dari laptop saya. Sinkronisasi antara slide dan acara menjadi tanggungjawab saya saat itu. Malah, saya sempat salah lewat—lewat depan proyektor dan menampilkan sejenak bayangan saya di layar -,-" #yaampun.

Dengan seragam panitia berupa kaos hitam nan ciamik, ditambah Handy Talky yang saat itu baru pertama kali pernah
saya gunakan, saya merasa percaya diri dalam mengemban tugas sebagai seorang... OPERATOR DI BALIK LAYAR -,-"

Untuk penampilan di atas panggung, saya sendiri tidak melihat secara langsung. Saya baru bisa menyaksikannya setelah saya meng-copy video dari Kak Sems alias Kak Teps alias Kak Putri, yang direkam oleh Kak Rina. Mantap. Keren. (Kecuali saya, yang kerjanya di balik layar...)

Ada beberapa hikmah yang bisa saya ambil dari menjadi panitia acara ini. Salah satunya, saya bisa lebih mengenal kakak-kakak dan abang-abang yang ada di UKA. Yaa, contohnya aja Kak Rina dan Kak Sems. Sehari kenal langsung akrab. Hahhaa...

Setelah acara ini selesai, kami sempat berfoto-foto dalam rangka pendokumentasian dan pengabadian memori. #alamaklebay

Dan... dengan modal video copy-an dari kak Sems, dan beberapa foto saat Wisata Kuliner, saya membuat video highlight acara Khanduri Aceh 2013 ini.

Terima kasih kepada massa kampus yang telah berpartisipasi, terima kasih kepada teman-teman, abang-abang, dan kakak-kakak yang satu kepanitiaan. Kalian semua hebat. Jauh lebih hebat dari yang kalian sendiri bayangkan! Kalau kalian tidak hebat, maka tidak akan ada acara meriah di Lapangan Basket ITB tanggal 15 Maret 2013 yang bernama Khanduri Aceh 2013!

Minggu, 10 Februari 2013

Plesetan, Kreatifkah?

Artis baru kok songong belagu...
Abis syuting cerewet melulu...
Awas liat aje, elo gue bikin capek...
Gue jamin besok baca script elo mabok...

Segelintir orang pasti tau dengan lagu yang satu ini. Yap, ini lagu dari Digital Clip TransTV yang berjudul "Songong Belagu - Amandele". Kalau dengarin lagu ini, yang ada dalam pikiran kalian pasti hanya dua hal yang utama: lagunya Adele "Someone Like You" dan plesetan. Bagi segelintir orang, ini adalah hal yang dapat membuat tertawa. Tapi, bagi segelintir orang yang lain, yah, ini adalah hal yang tidak terpuji, mungkin (Haaaaahh???)

Pada dasarnya, hak cipta adalah sebuah hak yang memang melindungi karya seseorang... Tapi, pengecualian bagi lagu-lagu yang gratis yang ada di internet (dehh, ngomong apa, sih...)

Dilansir dari Wikipedia Indonesia, dan entah siapa yang menulis, plesetan (atau dikenal dengan parodi, hahaha) adalah hasil karya yang digunakan untuk memberikan komentar (bahkan bisa berupa kritikan, baik halus maupun pedas) kepada sebuah karya seni dengan membuat sebuah karya yang lumayan mirip tapi ditambahkan dengan sedikit bumbu kelucuan gitu. Biasanya plesetan ini ditujukan kepada karya seni musik, film, dan literatur. Nah, yang jadi contoh tadi adalah plesetan kepada musik Adele - Someone Like You...

Di satu sisi, selain memberikan komentar (atau kritikan), terdapat manfaat positif nih... Pembuatan sebuah karya seni itu kan banyak "memakan"... mulaj dari memakan waktu, memakan energi, memakan pikiran. Jadi, saat membuat parodi juga dapat mengasah kreativitas tim pembuatnya, yang memang saling butuh antara kameraman, arranger musik, artisnya, dan editornya. Bukankah semakin terasah kreativitasnya, semakin baik hasilnya? Yahh, anggaplah itu sebagai latihan-latihan sebelum bikin video yang beneran karya dan ide orisinil. Pemikiran dipersiapkan untuk menentukan siapa artis yang mirip, bagaimana make-up dan pakaiannya, bagaimana musiknya, kemiripan iramanya, gaya tariannya, dan sebagainya. Lihat saja video di Digital Clip TransTV. Kreatif? Mirip? Itu adalah hasil analisa dari tim pembuat video itu, yang kemudian dalam videonya pun disisipi "kenusantaraan" seperti bahasa Jawa, juga kelucuan yang tak disangka, seperti makan ubi Cilembu sampai kentut... (+_+)

Di balik semua itu, di sisi lain, bila tadi di sisi kanan, maka sekarang di sisi kiri (alaahhh leubay)... Pokoknya, sebaliknya dari yang tadi, ada yang menganggap plesetan ini adalah hal yang mengganggu (what's?) Mengganggu? Yap, karya orang lain tiba-tiba dibuat kembali untuk dikritik... Yahh mungkin aja yang ngomong gitu adalah orang-orang yang anti kritik dan anti komentar gitu... kalee...

Ada plesetan yang hanya mengambil beberapa unsur dari sebuah karya seni dan diubah menjadi karya baru. Hal ini populer dilakukan oleh Project Pop, misalnya pada lagunya "Bukan Superstar" yang sedikit iramanya diambil dari lagu "Sebelum Cahaya"-nya Letto dan "Biarlah"-nya Nidji. Akhirnya, jadilah lagu yang sekarang ini sudah top.

Tapi, ada juga, sih, plesetan yang benar-benar mengkritik habis-habisan. Tipe videonya pun bervariasi, mulai dari lipsync low quality yang videonya cuma 1 FPS, gaya-gayaan gak jelas, hingga benar-benar bikin video ala profesional untuk mengkritik sekritik-kritiknya. Terkadang malah ada plesetan yang menjatuhkan.

Terlepas dari semua itu, intinya plesetan itu adalah sesuatu yang bisa menghibur, yang mungkin ingin dinikmati setelah menikmati karya seni aslinya. Plesetan juga dapat menjadi ajang pengungkapan tren jargon dan fashion serta kekhasan dari seorang artis.

Intinya, tetap kreatif dan bila ingin membuat plesetan, buatlah plesetan yang berfungsi sebagai hiburan, bukan kritikan pedas yang berlebih, nanti harus sediain air satu galon untuk hilangin pedasnya... ;D

Jumat, 08 Februari 2013

Hiburan Klasik dari YouTube!



Kalian para netters pasti pernah buka yang namanya YouTube, 'kan? Hmm... kali ini saya akan share sebuah trik dari YouTube. Pernah kejebak buffering yang lama? Atau sering, malah? Nah, mungkin di negara yang koneksi internetnya paling cepat, tidak akan bisa mencoba hiburan klasik yang satu ini. Kenapa? Karena hiburan ini hanya dapat dicoba saat buffering. What?

Ngomong-ngomong tentang hiburan klasik, dari tadi, sebenarnya apa, sih, hiburan klasiknya? Pentingkah? Sebenarnya, sepele, sih... Hiburannya hanya game Snake, itu, lho... Game yang dulu populer yang ada di HP Nokia... Terus, apa hubungannya dengan buffering di YouTube? Apakah harus buka tab baru, terus buka link yang menuju ke game Snake? Gitu? Nggak. Pokoknya nggak kayak gitu.

Mungkin, sih, cuap-cuapan di atas bikin basi, mungkin karena disebabkan trik ini udah terlalu mainstream, atau apapun...

To the point, deh. Intinya, semakin lama buffering, semakin lama kamu bisa memainkan game ular-ularan ini, dan semakin lama kamu bisa menikmati video yang dipilih. Sebaliknya, yagitudeh.

Gini, saat buffering, pasti ada bulatan-bulatan yang berputar-putar (yang biasanya dilambangkan sebagai "Loading..."). Tau, 'kan? Nah, sebelum bulatan itu hilang (karena selesai buffering), tekan tombol arah (tombol panah) atas ( ↑ ) atau bawah ( ↓ ) yang ada di keyboard. Seketika, bulatan yang lagi berputar tadi tiba-tiba tersusun menjadi garis dan satu titik, yang kini sudah dapat dimainkan sebagai game Snake, dengan menggerakan arah ular kepada makanannya dengan menekan tombol arah di keyboard.

Gak penting banget, 'kan?

Tapi, di balik ke-"gak penting"-an itu, ada beberapa hal yang kayaknya sengaja diperhatikan diam-diam oleh YouTube. Coba aja, biasanya kalau udah buffering kayak gitu, pasti kita bakal switch tab ke Facebook (mainstream-nya, sih, gitu...). Nah, kalau Facebook juga lelet, mungkin switch tab lagi ke Twitter... dan kalau masih lelet juga, mulailah, ada yang mengabsen nama hewan, ada yang kesel gilakk sampai nyabut modem dan matiin komputer secara paksa... dan mungkin ada yang berteriak "I Hate Slow!", meski koneksinya berasal dari pelopor slogan tersebut. Jadi, game ular ini mungkin dibuat untuk menghindari kebosanan menunggu "keleletan" yang terjadi. Yaa game ini, 'kan, langsung di-load saat kita membuka video di YouTube, bersamaan dengan playernya. Mungkin juga tujuan dibuatnya game sederhana di situs video terpopuler ini adalah untuk mencegah kita switch tab dari video yang ingin kita tonton (mungkin biar gak ketinggalan intronya...)

Yahh, cuma itu deh. Sepele, 'kan?