Di jurusan ini… Yah, lagi-lagi ngebahas tentang jurusan. Yaudah kali ya. Oke. Di jurusan Desain Interior, tepatnya pada mata kuliah Desain Interior 1, saya (dan teman-teman saya) ditugaskan untuk mengolah informasi yang diberikan klien (baik fiktif maupun faktual) menjadi sebuah ruang yang mewakili setiap data yang bersumber dari klien. Untuk denah ruangan, sudah diberikan oleh dosen, jadi mahasiswa tinggal mendesain di denah yang sudah diberikan.
Tiga bulan sudah berlalu semenjak saya masuk jurusan. Kata-kata yang ada dalam pikiran saya, yang terbang seperti kupu-kupu, hanya itu-itu saja. PROGRAMMING – DATA PENGGUNA – DATA AKTIVITAS – DATA KEBUTUHAN RUANG – ZONING – BLOCKING – TABEL ELABORASI TERHADAP RUANG – DENAH DAN LAYOUT FURNITURE – PERSPEKTIF – TAMPAK – POTONGAN
Memang, sebenarnya asistensian sama dosen saya, Pak Pribadi Widodo (biasa dipanggil Pak Pri), baru sampai denah dan layout furniture [dan saya belum asistensi kedua karena baru sampai tabel elaborasi terhadap ruang]. Tapi, saya merasakan sesuatu—seperti kepukul #PLAKK gitu waktu asistensian pertama #ahlebay. Pak Pri mengatakan kalau ruangan yang saya desain masih terlalu simpel, kurang kompleks. Pekerjaan kliennya pun hanya mahasiswa 19 tahun yang bekerja sampingan. Oke, saya ucapkan MAKASIH BANYAK PAK PRI~ >_< soalnya saya baru sadar sih dan sempat hampir ngamuk sendiri. Mahasiswa, kan kuliah, terus kerja sampingan di rumah, cuma berapa jam coba? Yang saya pikirkan saat itu adalah
“buat apa gue ngedesain ruangan bagus dan lengkap kalo kliennya jarang di ruangan itu?”
Kalau udah asistensi, yah, pikiran kebuka. PLONG! Saya jadi tau apa yang harus saya lakukan. Nggak kayak sebelum asistensi, saya—mungkin kalian juga—pasti pake sistem “Gini aja udah kali ya? YOLO”.
Waktu itu (11/11) #etdahkayaberitaajahh
Ya, 11 November lalu, sebelum saya masuk ke ruang asistensi, saya sangat deg-degan gitu. DOKIDOKISURUYO. Tapi, saat keluar, saya langsung memandang ke buku jilid asistensian sambil bilang gini dalam hati, “Eh, jadi apaan yang udah gue buat selama ini?”
Waktu bergulir, terus, pastilah. Hingga saya akhirnya sakit dan tidak masuk kuliah di hari Selasa (12/11), Rabu (13/11), Kamis (14/11), dan Jum’at (15/11). Di hari Jum’at itulah saya mendapatkan semangat desain kembali. Saya bertanya kepada seorang teman saya, dan akhirnya saya mengetahui seseorang yang hobi dan kesukaannya sama kayak saya. Dia orang Aceh, kelahiran 1994, tapi gak kuliah karena udah keasyikan cari uang dengan manfaatin hobinya. Ehem, sebenarnya, kayaknya karena dia frustrasi gak keterima di SNMPTN 2012, baik undangan maupun jalur tulis… #kasian_ih
Hebohnya lagi, ternyata dia tinggal di Bandung juga. #shockberat
Namanya Teuku Muhammad Azraqi, lahirnya di Lhokseumawe, 14 November 1994. Yups, baru ulang tahun… –_–”. Di Bandung, dia tinggal di Tubagus. Nice. Cuma beberapa jauh jaraknya dari asrama saya.
Setelah asyik SMS-an, akhirnya dia mau jadi klien-klienan saya. Saya pun minta foto dia, setelah ngejelasin maksud dan tujuan minta foto dia. Ya, kami akhirnya tukaran foto—lewat E-mail, soalnya dia ga punya social media. What? Anak jaman sekarang kok ga punya socmed… Anyway, ini dia foto Azraqi yang dia kirim…
Basa-basi lagi, akhirnya saya mengajak dia ke asrama saya untuk dikepoin sekepo-keponya, pastinya dalam konteks data PROGRAMMING tugas Desain Interior 1.
Minggu (17/11), akhirnya dia datang ke asrama saya jam 2 siang. Langsung saja saya mulai kepoin dia… Sampe jam 4 sore. Sempat juga saya suruh dia foto pake webcam, di kamar saya, hitung-hitung sebagai bukti kalau dia benar-benar saya “wawancara” #gedebuk #lebay
Katanya ga bisa lama-lama, karena ada kerjaan lagi… Tapi berhubung waktu itu hujan, ya, dia harus nunggu dulu sampe hujannya reda.
Udah, ah, jangan terlalu lama ngomongin dia. Ntar dia ge-er, lagi. Hehehe.
Setelah itu saya benar-benar sangat bersemangat untuk mengerjakan tugas saya. Malah, saya mengulang lagi dari pertama (yes, return from the programming, again!), ya, walaupun ada juga yang udah tetap, ga perlu diulang, sih… So, intinya, sekarang saya benar-benar terpacu untuk mendesain, kurang lebih karena udah ada yang “berperan” sebagai klien-klienan untuk tugas Desain Interior 1 ini.
Sebelumnya, untuk data kebutuhan ruang, saya malah ngasih furniture yang standar aja. Tapi sekarang, baru sadar, banyak yang dibutuhkan oleh seorang Azraqi untuk kerja dan belajar hal baru di ruangannya. Yah, saya juga mengerti, secara hobi dan kesukaan kami sama. Aduh beneran saya gak tau kenapa ya bisa langsung akrab gitu…
Oh iya, Pak Pri, saya sadar pada akhirnya, setelah bingung yang berkepanjangan selama ini. Terima kasih untuk paraf asistensi pertama yang digores di bagian Zoning – Blocking, ya. Saya bakal asistensi selanjutnya, secepat mungkin—biar bisa liburan—pulang ke Aceh #intinyaitusih
Makasih juga buat Azraqi yang udah mau jadi klien saya. Semoga hasil desainannya bagus, dan cepat selesai. Teurimong geunaseh, beuh, Kiki (nama sapaan dia).