Awalnya, sih memang kaget. Baru saja nih kejadiannya. Saya mau instal Linux di laptop saya. Tapi karena harus membuat partisi, jadi saya coba bukan Disk Management. Selesai saya men-shrink volume sebuah partisi, eh, ditawarkan untuk mengubah jadi Dynamic Disk. Dari strip biru menjadi strip kuning tua. Duh, apa yang udah saya bikin, tanya saya sendiri dalam hati. Kenapa jadi kuning tua? Tadi Basic Disk, sekarang udah jadi Dynamic Disk. Spontan, Om Google pun saya samperin. Setelah ketemu jawabannya, rupanya Dynamic Disk ini sangat fleksibel, sehingga bisa diatur sedemikian rupa. Tapi ada beberapa kekurangan, di antaranya tidak bisa dual booting. What? Masa gitu? Ya gitu deh…
Apakah ada cara mengubahnya kembali menjadi Basic Disk? Ada! Format semua harddisk, ubah ke Basic Disk, dan masukkan lagi datanya satu per satu (kalau ada di back-up).
Untuk sementara, saya pasrah saja, deh, dengan keadaan ini: menggunakan Dynamic Disk.
Semoga tidak terjadi apa-apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan komentarmu di sini apabila ada yang ingin dibahas atau ditanyakan. Bila kamu tidak punya akun Blogger, kamu bisa berkomentar dengan cara memilih pilihan "Name/URL" pada drop-down. Masukkan nama kamu. Tambahkan juga situs webmu bila ada. Bila tidak ada kosongkan saja. Klik [Lanjutkan]. Silakan berkomentar menggunakan namamu... :D